"...(wacana-wacana ini) diilhamkan kepadaku dari khazanah dunia ghaib.." Karya terpenting sang wali -- disamping Fath al-Rabbani dan Qasidah al-Ghautsiyah. Terlepas dari sifatnya yang nyata-nyata mistis, kumpulan berbagai wacana tentang masalah tasawuf ini, mudah dipahami. Sayyid Abu Muhammad Abdul Qadir Jailani, lahir di Jilan, Persia pada 1077M, adalah seorang wali-sufi yang telah mencapai peringkat ghauts -- yang, dalam peristilahan tasawuf, hanya berada setingkat di bawah Nabi. Sebagai seorang mujahid pemelihara ruh Islam, ia adalah muhyiddin (pembangkit iman) yang berpengaruh atas sejarah Islam, hingga kini. tarekat Qadiriyah --salah satu tarekat yang paling popular di dunia Islam, termasuk di Indonesia-- berpangkal pada tokoh ini.
Risalah 1
Tiga hal mutlak bagi seorang Mukmin, dalam segala keadaan, yaitu: (1) harus menjaga perintah-perintah Allah, (2) harus menghindar dari segala yang haram, (3) harus ridha dengan takdir Yang Maha Kuasa. Ia bertutur: Tiga hal mutlak bagi seorang Mukmin, dalam segala keadaan, yaitu: (1) harus menjaga perintah-perintah Allah, (2) harus menghindar dari segala yang haram, (3) harus ridha dengan takdir Yang Maha Kuasa. Jadi seorang Mukmin, paling tidak, memiliki tiga hal ini. Berarti, ia harus memutuskan untuk ini, dan berbicara dengan diri sendiri tentang hal ini serta mengikat organ-organ tubuhnya dengan ini.